Minggu, 11 Januari 2015

TUGAS SOFSKILL 2 - BAHASA INDONESIA#

Metode Pengumpulan Data
                Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
                Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya
                Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Metode pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara:

A.  WAWANCARA
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.

Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998).

B.  OBSERVASI
                Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
                Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

C.  Angket atau kuesioner (questionnaire)
                Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.
                Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.

D. Teknik Sampling
Sampel (contoh) merupakan sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.
Teknik sampling berguna untuk :
Mereduksi anggota populasi menjadi anggotas sampel yang mewakili populasinya (representatif), sehingga kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak menghemat waktu, tenaga dan biaya.

e. Dokumen
                Dokumentasi berkaitan dengan suatu kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan suatu informasi. Dokumentasi itu sendiri adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo. Dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.
CONTOH HASIL OBSERVASI

A.    Gambaran Objek
1.      Identitas Guru (Narasumber)
Nama Guru                                         : Sri Wahyuni
NIP                                                         : 1976030520021202008
Tempat, Tanggal Lahir                    : Semarang, 5 Maret 1976
Alamat                                                  : Karang Anyar Selatan No. 74 Semarang
Guru Bidang studi                            : Fisika
Masa Kerja                                         : 12 tahun
2.      Pelaksanaan Observasi
Tempat                                                                : Kelas XI TSM
Jumlah Peserta didik                      : 30 Orang
Tanggal                                                 : 4 April 2014
Waktu                                                   : 07:15 WIB – 09:00 WIB

B.     Kegiatan Pembelajaran
       Dalam kegiatan pembelajaran di SMKN 4 Semarang metode pembelajaran yang digunakan adalah problem solving. Guru hanya menggunakan metode tersebut diatas, dikarenakan materi pelajaran yang sudah mendekati ulangan harian. Sehingga materi tidak lagi berupa materi inti, melainkan materi pembahasan soal latihan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru, yaitu:
1.      Kegiatan Awal (15 Menit)
·         Membuka pelajaran
     Guru memasuki ruangan belajar dan menyapa dengan salam. Kemudian peserta didik memberikan salam kepada guru dan membaca do’a sebelum memulai proses pembelajaran.
·         Mempersiapkan Perlengkapan Belajar Mengajar
           Guru bersama peserta didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta perlengkapan belajar lainnya.
·         Mengkondisikan peserta didik
·         Apersepsi
     Setelah perlengkapan belajar mengajar telah dipersiapkan dengan baik. Guru mulai memotivasi peserta didik dan mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya.
2.      Kegiatan Inti (60 menit)
·         Peserta didik mengumpulkan tugas mereka.yang sudah dberikan sama guru pada pertemuan sebelumnya. Dan bagi siswa yang tidak mengumpulkan tetap mendapat konsekuensinya yaitu nilai tidak memenuhi kriteria atau KKM. Hal itu bertujuan mendidik agar pentingnya mengerjakan tugas ndan mengumpulkan tepat waktu.
·         Guru menjelaskan pemecahan masalah dari tugas yang sudah diberikan kepada siswa.agar siswa tahu apabila ada kesalahan dari soal yang sudah para siswa kerjakan.
·         Terjadi proses tanya jawab antara siswa kepada guru dari materi yang belum dipahami oleh siswa.
·         Guru melihat secara langsung buku catatan para siswa ,apakah para siswa mencatat materi yang sudah diajarkan.
3.    Menutup pembelajaran (15 menit)
          Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa dipertemuan berikutnya akan diadakan ulangan harian. Kemudian bersama-sama menutup pelajaran dengan berdo’a dan memberikan salam..
C.     Deskripsi Proses Pembelajaran
Menurut hasil observasi yang dilakukan, saat proses pembelajaran berlangsung guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Untuk menciptakan suasana yang demikian, guru menjadikan suasana yang lebih santai atau informal. Menciptakan suasana yang lebih santai dan informal dilakukan guru dengan cara menyapa setiap murid yang mulai merasa bosan mengikuti pelajaran, Guru juga mampu mendekatkan dirinya dengan peserta didik baik melalui pendekatan multidisipliner dan pendekatan Interdisipliner. Kemudian ditambah lagi dengan humor-humor ringan. Sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
D.    Wawancara
Beberapa pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana metode pembelajaran yang Bapak/Ibu gunakan?
2.      Apa saja suka duka Bapak/Ibu selama menjadi Guru?
3.      Sebaiknya bagaimana menjadi guru yang baik?
4.      Bagaimana cara Bapak/Ibu menjadi guru yang disukai oleh peserta didik?
5.      Bagaimana cara Bapak/Ibu memotivasi peserta didik yang notabennya bermasalah (nakal, pemalas, dan sebagainya)?

Jawaban dari narasumber:
1.      Metode pembelajaran yang dilakukan adalah Problem solving, karena materi sudah tersampaikan dipertemuan sebelumnya dan dipertemuan selanjutnya akan diadakan Ulangan harian. Sehingga dengan menggunakan metode tersebut diharapkan peserta didik sudah siap menghadapi ulangan harian.
2.      Suka duka menjadi guru, banyak suka yang pasti cita-cita menjadi guru sudah tercapai. Dukanya, sulit memberikan penerangan kepada peserta didik karena pelejaran ini menjadi momok menakutkan. Kurikulum yang sekarang sudah ditetapkan dari atasan sekolah sedangkan yang dilapangan keadaannya berbeda.
3.      Guru yang baik itu:
·         Disiplin.
·         Mampu menkondisikan (penguasaan) kelas dengan bagus, hal ini berarti mampu berinteraksi dengan peserta didik, hal ini juga penting karena dengan mampu mengkondisikan kelas suatu pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
·         Harus menguasai materi yang akan diajarkan.
·         Mampu memahami karakter masing-masing peserta didik.
·         Tegas bukan galak, tidak diktator.
·         Mampu memecahkan masalah yang dialami peserta didik dengan cara memberi motivasi.
4.      Cara supaya peserta didik menyukai gurunya adalah sebagai berikut:
·         Menyilami apa kemauan mereka, tapi kita strategikan sesuai dengan apa yang kita mau.
·         Memberi perhatian kepada peserta didik, baik berupa motivasi, sindiran, gurauan dan sebagainya.
5.      Cara memberi memotivasi kepada peserta didik yang bermasalah (nakal, pemalas, dsb):
Sebuah kasus, ada seorang siswa yang tidak pernah membawa buku pelajaran bahkan ada yang sama sekali tidak mempunyai buku. Disini kita harus peduli dengan mereka, metode yang paling baik adalah menyadarkannya dengan pelan-pelan. Misalkan memberikan tugas, kemudian mengecek tugas setiap individu, dan apabila ada siswa yang belum mengerjakan tugas harus mendapatkan hukuman agar jera namun hukuman ini bersifat membangun. Lama kelamaan siswa tersebut akan sadar, dia akan membeli sebuah buku dan akan mengerjakan tugas.

sumber:
http://irfan-herdwiansyah.blogspot.com/2014/04/contoh-laporan-observasi.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar